Jalan liku penuh duri tetap ku jalani Walau sekujur tubuh Penuh luka bermandi darah Darah kasih pembebas pedih
Biarkan mereka, atau usah ganggu mereka Biarkan kereta berjalan pada relnya Atau…biarkan anjing-anjing liar Berpesta berebut bangkai seekor kancil yang mati Terhimpit…terjepit…. Hingga mentari keadilan terpancar dibumi ini
Sampai kita kesana Dan pasti akan kesana…. Titian Syiratal Mustaqim Berzikirlah… Bertasbihlah… Allahu Akbar…
Bagian-bagian yang masih mampu ku hapal dari sebuah elegi manis milik ayahanda, yang sangat mendambakan anak-anaknya untuk selalu mengingat akan hari kembali yang hakiki dan menjalani hidup dengan apa adanya.
Untuk ayahanda tercinta kutulis kembali puisi ini, semoga bisa manjadi bahan renungan bagi anak cucunya.