July 30, 2005 | 1:34:00 PM

Ayahanda


Ayah adalah sebuah kata indah yang terukir disudut hati kita, mungkin kadang keberadaannya begitu jauh di sudut sana sehingga kadang kita kurang menyadari begitu berartinya kata indah itu ada dihati kita.

Bergantang-gantang peluhnya yang terbuang untuk membasahi langkah kita yang gersang. Senyuman kita adalah penghilang lelahnya, walau acapkali rengekan yang terdengar di telinganya saat ai tiba dirumah setelah seharian mencari sesuap nasi untuk anak dan istri.

Tak kenal putus asa, apapun akan dilakukannya selama itu masih halal. Berpanas dibawah terik mentari, menentang angin dan hujan yang mengguyur, dan bahaya akan dijalaninya.

Kerut dikeningnya kini gambaran begitu berliku jalan yang telah ia tempuh. Wajahnya teduh walau lelah masih tersisa disana. Damai terasa di jiwa saat kita tatap lekat matanya.

Ah…ayah, betapa saat ini kami begitu merindumu…..

Bagi siapa saja yang membaca goresanku ini marilah kita menyisihkan sedikit waktu untuk mengingatnya…… mendo’akannya ……
Yaa Allah….buliran-buliran air mata yang menetes dari mataku kini tidaklah seberapa dibanding peluh yang mengucur dari tubuhnya untuk diriku…
Sayangi dia yaa.. Allah……sayangi Ayahandaku tercinta selamanya…..



0 comments

July 27, 2005 | 8:24:00 PM

Sahabat Langit


Malam ini langit larut dalam nestapa, sang bintang tak lagi menemaninya.
wajahnya sendu memancarkan kepiluan.

Aku: "wahai langit mengapa kau begitu pilu menangisi
sang bintang yang tak
datang hari ini...?"

Langit: "pernahkah kau merasakan kehilangan seorang sahabat
sepertiku...? itulah aku
saat ini..."

Aku: "tetapi bukankah tadi kulihat ada cahaya terang kerlap
kerlip bahkan lebih
terang dari sang bintang, lebih indah...kadang merah,
kadang kuning
dan kadang hijau. warnamu akan lebih indah
karenanya..."

Langit: "itu bukan bintang sahabatku, tetapi...lampu pesawat
terbang tahu....!!!"

Aku: "ooooh....#*^&$#!!!"

Langit: "sahabat sejati tak akan mudah berpaling hanya karena
ada yang lain yang lebih indah, persahabatan yang ditawarkan pesawat
terbang ku terima dengan tangan terbuka tanpa melupakan sang bintang yang
lebih
dahulu singgah di hatiku..."
Persahabatan dinilai dari keikhlasan hati untuk berbagi bukan
dari kebendaan dan secantik apa cahaya yang dimilikinya.....


1 comments

July 25, 2005 | 11:32:00 AM

Dimana Nurani...?


Dan rembulanpun tak punya hati
Mati dan padam tanpa nurani
Tengadah ku menatapnya
Dimana lagi ..?
Siapa lagi…?
Adakah tersisa kasih,
atau…
jiwa yang penuh cinta
pada sesama…..???


0 comments

July 23, 2005 | 2:12:00 PM



Merlion


0 comments

July 22, 2005 | 6:17:00 PM



My little angel : Halwa Aulia Nurdin.


1 comments

July 20, 2005 | 7:55:00 PM

Ayam Hitam



Ayam hitam biasanya banyak dicari oleh orang jaman dulu sebagai syarat untuk sesaji misalnya dan ada juga yang menggunakan darahnya sebagai obat dalam pengobatan alternative, tapi itu jaman dahulu waktu dokter dan sarana kesehatan belum sebanyak dan segampang sekarang.
Ada yang menyebutnya sebagai ayam camani. Seluruh bagiannya berwarna hitam
dari tulang, bulu, dan kulitnya.

Tapi ayam hitam yang satu ini lain dari ayam yang disebut barusan, aneh bin ajaib ayam yang satu ini menghitam sendiri di penggorengan. Mungkin karena terlalu lama bertapa dan menghangatkan diri di atas kompor kali ye…he..he..

Ceritanya, saking sibuknya benah-benah di dunia baruku (baca: blogku) jadi lupppaaaa dech kalo tadi sedang masak ayam kecap di dapur. (Astagfirullah...)
Waktu berganti, masa berlalu…tiba-tiba bapaknya wawa teriak…"Duh….untung ga' kebakaran…, kirain ga' lagi masak…”

Ya Allah…asap telah mengepul memenuhi dapur, masih untung sih ayamnya blom hitam semua. Alhasil ..kita makan pake ayam kecap rasa gosong dech….:=) habis nich perut udah lapar banget, mau masak lagi males.. apalagi pergi ke hawker.

Ma….ayam itemnya enak ya.., wawa suka yang item-itemnya. Duh….makasih banget ya de kekecewaan mama jadi sedikit terobati dech soalnya masih ada yang suka sama ayam item made in mama….hehehe….


1 comments

| 9:01:00 AM

Hujan


Bumi hari ini basah, air hujan menguyur menciptakan kesejukan. Panas yang setiap hari setia menemani Singapore menjadi tersisih. “ Kecil-kecil cabe rawit…, Singapore itu kecil tapi panas..” itu yang dikatakan pak cik sopir taxi yang mengantarku hari Minggu silam.

Hujan turun tutumplukan….:=) jadi inget lagu ini dech. Sudah dua hari ini Singapore diguyur hujan. Air yang turun dengan derasnya diselingi suara petir yang bersahutan. Apakah sang langit tengah murka atau mungkin hanya ngobrol sebentar dengan awan dan angin yang lewat di depannya..?

Rabbi…, hujan yang Kau anugrahkan hari ini adalah berkah bagi pohon yang dahaga.
Ya Rabbi…hujani pula jalanku dengan cahaya-Mu selamanya, agar langkahku tak meraba-raba lagi. Sirami dahaga hati ini dengan kasih sayang-Mu yang kesejukkannya tetap abadi .

Ya Allah….lembutkan hati ini agar mudah mengaca ilmu-Mu…


0 comments

July 16, 2005 | 5:40:00 PM

Bubbles






bub..bub…bubbles….bu…bu..bubbles…bub..bub…bubbles…” suaranya melengking menirukan nyanyian Hi-5 yang selalu dilihatnya di kids central setiap sore. Kakinya yang mungil bergerak-gerak mengikuti irama, tangannya direntangkan sembari berputar-putar.

Mulut kecilnya terlihat sibuk bernyanyi sembari sesekali meniup balon-balon sabun yang kami belikan sore tadi dari pasar Bangkit.
Aku hanya tersenyum dari kejauhan menyaksikan tingkah lucunya itu.

Ah… Anakku, tetaplah tersenyum dan menari seperti hari ini, biarkan derai tawa dan bahagia mewarnai setiap inci kehidupanmu. Lambungkan cita dan dambamu seperti bubble-bubble yang kau tiup tinggi ke atas sana, diiringi nyanyian merdumu. Biarkan kau raih semuanya dengan senyum yang selalu terulas di bibirmu.

Nak….lihatlah, tak semua bubble yang kau tiup terbang ke atas sana. Ada yang hanya terbang rendah lalu sirna tertiup angin, ada pula yang langsung jatuh menyentuh tanah. Itulah gambaran hidupmu anakku…, tak selalu bahagia dan suka cita akan kau dapat. akan ada tangis, kecewa dan derita mewarnainya. Namun… tetaplah tegar menghadapinya seperti bubble-bubble yang kau tiup dengan susah payah, kau tak pernah lelah meniupnya dan berusaha agar bubble itu terbang jauh ke atas sana sehingga tawamu tergerai dan sorakmu membahana melihat bubble mu jauh mencapai langit.

Anakku… suatu saat engkau harus meniupnya dengan sedikit tenaga jika anginnya tak ada. Dan dilain waktu kau harus hati-hati, perlahan meniupnya agar bubblemu tak cepat pecah karena hembusan nafasmu sendiri. Berhati-hatilah dalam segala hal nak…

Dan Ingatlah anakku….
Apapun jua yang kau terima semua adalah kehendak-Nya, bukti kasih sayang-Nya untukmu, jadi….tetaplah lukiskan senyum di bibirmu atas nikmat dan ujianNya. Hadirkan selalu Nama-Nya di hatimu.
Seperti bubble mu yang bercahaya dan penuh warna.


0 comments

July 15, 2005 | 12:51:00 PM

Haleuang Katineung



Haleuang kuring haleuang katineung
Diiring kacapi suling
Halimpu nyereset jeroning kalbu

Haleuang kuring haleuang katineung
Sorana ngagalindeng
Tibelat ka padumukan
Nu tos lami dikantun

Haleuang kuring haleuang katineung
Tanah sunda nu diteda
Mung aya jeroning dada
Babaku tebih di pangumbara

Haleuang kuring haleuang katineung
Lemah cai lohjinawi
Kokolebatan dina impenan



Bkt Panjang,
15 Juli 05
Anu nuju tibelat ku tanah sunda


0 comments

July 12, 2005 | 3:16:00 PM

Sesal


Namanya Halwa Aulia Nurdin putri pertamaku yang lahir 3 tahun yang lalu.
Ia anak yang manis dan agak malu-malu. Perasaannya agak halus hingga selalu saja ai menekuk bibirnya ke bawah dengan linangan air mata jika ada hal yang tidak sesuai dengan harapan dan keinginannya.

Ah…ia masih terlalu kecil, namun aku selalu saja menuntut lebih dari kemampuannya. Hardikku selalu saja terlontar manakala ia melakukan hal yang menurutku tidak baik, dan lagi-lagi ia menunduk dengan berlinang air mata.

Air matanya seolah pisau-pisau yang menancap di jantungku, terasa perih dan sakit.
Rasa sesal membahana , harusnya aku tak sekeras itu padanya, bukankah ia hanya anak kecil yang belum mengerti apa arti dari setiap kata yang terucap dari bibirku kala nasihat-nasihatku mengalir tanpa henti.

Egois…kata yang tepat untuk ku sandang, mengapa aku kadang tak mau mengerti akan apa yang diinginkannya. Mengapa aku selalu saja kekanak-kanakan dalam menghadapinya. Mengapa dia harus selalu menurut akan apa yang ku katakana padanya. Mengapa ia harus menjadi sosok yang ku inginkan..????

Sebetulnya selama ini bukan ia yang nakal dan membuat ulah tetapi…..aku yang kurang bijaksana dalam bersikap terhadapnya.

Dalam segala sesal,
Maafkan mamah ya de….


0 comments

| 2:39:00 PM

Dedaunan



Daun I

Tunas tumbuh menjadi pucuk
Pucuk menua menjelma daun
Daun menguning dan berguguran
Layu dan jatuh mengering di tanah.


Daun II

Tunas umpama masa kecil
Yang sirna tergilas usia muda
Daun jelmaan si dewasa
Dihampiri tua .., menanti hari yang pasti
Tuk kembali menghadap-Nya.


0 comments

July 11, 2005 | 12:52:00 PM

Jalan Kita


Jalan panjang jalan gersang
Onak dan duri mengitari
Langkah kecil kita semakin tertati
Terseret terhempas dan terhanyutkan

Ada takut yang bergelayut di sudut hati
Tersembunyi dibalik asa dan damba
Namun cintamu membawa bahagia
Menari-nari dalam tawa

Luka –luka yang mengaga
Terselimuti belai lembut kasihmu
Hingga perih dan rintihnya
Hampir tak kurasakan lagi

Matahariku…
Tetaplah sinari jalan kita
Hangatnya menembus terasa ke relung kalbu
Melelehkan duka lara yang slama ini
beku dan mengkristal di jiwa.


Jalan panjang jalan gersang
Kedua tangan kita takkan pernah lelah
Singkirkan onak dan durinya
Sedikit luka dan darah yang terasa
Kan sirna oleh beningnya cinta kita.

Untuk suamiku:
salutku untukmu yang telah dengan begitu sabar menjalani hari-hari kita yang tak pernah lepas dari banyak salah, khilaf dan alfa yang ku hadirkan di dalamnya.


0 comments

July 09, 2005 | 9:15:00 PM

Sagara Kadeudeuh






Sagara Kadeudeuh

Clak….keclak…caina nyakclak
Herang ngagenyas ngawawaas
Kalangkang kuring katembong jelas
Ruak riak na balong kadeudeuh
Sakeclak…dua keclak…
Mangtaun jadi hujan.
Nguyumbang jadi sagara
Malidkeun rakit kabagja

Kanyaah anjeun nyakclak
Maseuhan hate nu
Hanaang ku kadeudeuh.
Kereket…panto hate muka
Ngajak anjeun cicing di jerona.

Ulah ingkah, ulah pindah
Banjiran kuring ku kanyaah
Duaan kokojayan na sagara salilana.


Kangge apana barudak nu mikanyaah sareng dipikanyaah salamina.


1 comments

July 08, 2005 | 10:26:00 AM

Dalam Kenangan


Suara dari seberang sana hanpir tak terdengar
Tertelan rintihan rasa
Dan gaungan jeritan jiwa

Tubuh lunglai
Urat-uratnya, tulang-tulangnya
Ditinggal sang daya
Yang pergi tanpa permisi

Bulir air mata nenetes deras
Berseling isak yang smakin sesak
Wajahmu tergambar jelas
Menyibak bingkai kenangan
yang kini retak

Ya Allah…..
Selamatkan dia yang ku sayang

Angin malam berhembus perlahan
Dan rembulanpun hanya mengintip
Dari balik awan.
Sinarnya redup memancarkan kesedihan.

Kau telihat damai, tenang dan
Ikhlas.. seputih kain yang membalut
Seluruh tubuhmu.

Kakanda…..
Pergilah dengan tenang….
Yakinlah Allah memberi
Tempat terindah di sisi-Nya.



Dalam kenangan,
Kakak ku terkasih Adi Kusdianto semoga kita kan bertemu di Jannahnya.
8 Juni 1999, hari yang masih menyisakan kepedihan dan air mata.


0 comments

July 07, 2005 | 1:19:00 PM

Kurang dan Lebih



Engkau yang slalu merasa kekurangan…..

Akan cinta dan sayang yang kau berikan untuk anak-anakmu.
Kami merasakan belai lembut dan sayang mu yang senantiasa mengucur tanpa sisa, bahkan untuk dirimu sendiri…

Akan pengorbananmu yang selalu kau persembahkan demi melihat senyuman terukir di bibirku.

Akan semua waktu yang telah kau berikan sepenuhnya untuk ku
Semenjak kau melahirkanku, kau tak pernah lagi punya waktu untuk dirimu sendiri. Semua waktu dan masa yang kau punya terlimpah padaku.

Akan masa muda yang kini tlah tergantikan membuatmu merasa sedih karena kini kau tak lagi seperti dulu dapat melakukan segalanya untukku.

Akan maaf dan pengampunan atas salah dan khilaf yang selalu saja ku buat .

Kami yang serba lebih…..

Setelah semua cinta yang kau punya ku kuras… hanya sebagian kecil yang mampu ku berikan kembali….hanya setitik dari yang kau beri…

Ku punya waktu yang banyak untuk melakukan segala hal. Tapi…..waktu yang ku beri untukmu hampir tidak ada…walau hanya meluangkan waktu tuk melihatmu tersenyum dan menanyakan keadaanku, ‘Anakku apa kau baik-baik saja..?”
Oh….

Setiap saat setiap waktu ku berdo’a kepada-Nya…lagi-lagi yang banyak ku pinta padaNya hanyalah untuk diriku sendiri….

Mamah….selalu saja kau merasa kekurangan untuk semua yang kau persembahkan untukku, akan cinta, kasih sayang, pengorbanan,waktu,tenaga, harta dan bahkan kalau ku pinta kau kan berikan nyawamu.
Dalam setiap do’a yang terucap dari bibirmu, dalam sholat-sholat malammu selalu ada namaku….

Namun…, hanya inginku, hanya anganku, hanya mimpiku tuk bisa selalu di sisimu, menemanimu menghitung rambut yang masih menghitam di kepalamu, memapah dan membimbingmu yang selalu tertatih jika berjalan karena reumatik yang kau derita, atau hanya tuk membuatkanmu secangkir teh manis di setiap pagimu.

Mamah….maafkan aku untuk semua kelebihan cinta, sayang, serta waktu ku yang tak ku persembahkan untuk hari tuamu….


0 comments

July 06, 2005 | 11:10:00 PM


Goresan pena ungkapan rasa jadi perantara hati untuk mengkomunikasikan hasratnya. Selama ini ingin hanya jadi angan-angan dan hasrat hanyalah sebatas mimpi.
"Katakanlah dengan bunga..." apa iya bunga dapat mewakilkan rasa? bukankah kadangkala wangi bungapun tak seindah rupanya? Maka... ungkapkanlah dengan kata. Semua rasa, semua cita dan semua ungkapan jiwa akan terurai lewat kata-kata...dan...semua orang akan memahami siapa diri anda...


0 comments

| 4:11:00 PM

Ih gemeteran....



Gema Adzan

Ketika sayup-sayup ku dengar
Nama-Mu diagungkan
Saat itu hatiku bergetar
menyimak panggilan-Mu yang menggema

Tuhan…
Aku ingin memenuhi panggilan-Mu
Duduk bersimpuh dihadapan-Mu
Dengan alunan suaraku
Aku bersujud pada-Mu Tuhan,

Menghitung dosa-dosa
Mermohon ampunan-Mu
Dikala panggilan-Mu menggema
Kedalam relung sanubari umat-Mu.


Puisi ini yang pertama kali ku bawakan dalam suatu lomba di sekolah agama waktu aku masih kelas 3 SD. Sayang aku tak ingat lagi siapa pengarangnya, sesaat aku turun dari panggung wali kelasku berkomentar ”besok-besok kalau lomba lagi bawa obeng ya..”katanya. wah….rupanya saat ku diatas panggung lututku tak henti-hentinya bergerak karena gemetaran hehehe…maklum pengalaman pertama…
Dan sedihnya….aku ga menang dalam lomba itu hik..hik….hik…


0 comments

| 3:37:00 PM

Perpisahan


Perpisahan

Dandanan yang sederhana, gaya yang anggun dan wajah yang manis membuatku menoleh kearahnya . Dia tersenyum manis ke arahku. ‘Assalamu’alaikum…” sapanya ramah. ‘Waalaikumsalam…’ jawabku sambil tersenyum.

Semakin hari kami semakin akrab. Bukan hanya karena kami sekelas di PGTK Darul Qalam tempat kami kuliah, lebih dari itu kami merasa memiliki banyak kecocokan dalam segala hal. Pemikiran kita sering kali sejalan dan yang paling membuat kami dekat adalah karena…’sama-sama orang sunda..he..he…

‘Va, jangan tinggalin Memey ya…,kalo kamu pergi trus aku sama siapa…?” bujukmu pada suatu saat. Aku hanya diam tak menjawab. Wajah memelas Memey yang memintaku untuk tetap tinggal tak membuatku mengurungkan niat untuk pindah mengajar dari TK Darul Qalam Bekasi ke kampung halamanku saat itu.

Dengan tenang aku tetap melangkah , tas yang kubawa serasa begitu berat . Semua baju dan peralatanku telah masuk di dalamnya. Mentari siang itu terasa begitu terik. Memey berjalan gontai di sampingku. Tak seperti biasanya diantara kami tidak ada canda, tawa atau sekedar percakapan ringan untuk mengisi suasana .

Sepanjang jalan di dalam angkot 39 yang membawa kami dari Kota Legenda ke terminal Bus Bekasi, air matanya tak henti-henti mengucur. Ada sesal dan terbesit rasa sedih di hatiku saat itu, aku membuatnya menangis, ya…aku membuat sahabatku menangis untuk pertama kalinya….tetapi untuk yang kesekian kalinya aku tetap membisu menyaksikan air matanya yang semakin deras mengalir. Aku hanya mampu menunduk pada saat itu…”maafkan va, mey….” Bisiku tertahan dikerongkongan karena air matakupun mulai berhamburan keluar.

Siang itu menjadi saksi berakhirnya kebersamaan kami. Besoknya aku pergi meninggalkan semua cerita kebersamaanku bersama Memey.
Tetapi yakinlah Mey….walau kini kita jauh kenangan indah tentang kebersamaan kita selalu terpatri dalam ingatan.

Terlalu banyak kisah yang harus ku tulis untuk menceritakan kebersamaan kita. Aku hanya dapat menulis tentang perpisahan itu…


Dalam kenangan,
Sahabatku terkasih Mesti M.
Kebersamaan kita adalah bunga yang tetap mewangi selamanya…



0 comments

July 04, 2005 | 10:34:00 PM

Putriku



Putriku

Putriku…
Jadilah sekuat karang
Yang slalu tetap tenang
Walau ombak menerjang

Lemah lembutlah laksana kapas
Hingga ta’kan ada tangan terluka
Karna menyentuhmu

Puteriku…
Tak perlu bentengi hatimu dengan
Angkuh dan sombong.
Tembok-temboknya
kan jadi jurang pemisah dengan si papa

Nista jangan kau sapa
Menjilat si kaya dan yang punya kuasa,.
Bersahaja dan sederhana jadikan
teman hidup setia.
Sopan santun budi bahasa
Cermin jiwa yang mulia.

Putriku….
Tetap ada di jalan-Nya
Tak perlu lelah melangkah
Cintai Allah dan Rasul-Nya
Tuk raih bahagia selamanya…


Singapore, 4 Juli 2005,
Untuk putriku tersayang,
Halwa Aulia Nurdin.


0 comments