August 30, 2005 | 12:15:00 PM

Harvest Moon



Sudah seminggu ini frekwensi duduk di depan kompie jauh menurun drastis, akibatnya sekarang sudah tidak lagi sesering dulu (baca: sebebas dulu) untuk ber-mail dan blogwalking ria huaaaaa.... sedihnya. Sebabnya tak lain dan tak bukan karena Wawa sekarang menjadi penguasa tunggal yang mempunyai kekuasaan yang takterbatas atas benda kotak yang sering jadi rebutan di rumah.

Beralihlah perhatian pada sesuatu yang lain namun masih tetap pada benda yang berbentuk kotak dengan fungsi yang berbeda dengan si kompie, entahlah tetapi benda-benda kotak yang super pinter menjadi sangat menarik bagiku. Lumayan bisa dijadikan sarana hiburan di rumah dan mesin pintar penghilang boring di kepala.

Alhasil setiap hari jadi disibukan dengan farm mungil yang didalamnya terdapat 10 ekor sapi, 10 ekor domba, 10 ekor ayam, 24 ekor ikan dalam kolam dan satu lahan ladang yang ditanami sayuran dan buah. Memerah susu setiap pagi, menyiram tanaman, memberi makan ayam dan ikan, wuih.....lumayan seru sebagai obat kekecewaan atas hobby baru ( baca: nge-blog ) yang sudah tidak dapat tersalurkan lagi, lebihtepatnya tersendat karena kompie di rumah sudah di kudeta sama makhluk mungil yang lucu namun sangat punya kuasa ini hehe...

Harvest moon akhirnya masih terus menjadi teman setia dan sahabat sejati. Sampai kapan....? entahlah mungkin sampai nanti saat kebosanan dan kejenuhan menyapa dan mengajak untuk beralih akan sesuatu yang baru.


2 comments

August 29, 2005 | 2:51:00 PM

Berjuta Duka dan Do'a untuknya



Innalillahi wainna ilaihi rajiun,
hari ini wajah kita kembali tertunduk
panjat do'a untuknya yang tlah tinggalkan kita
Selamat jalan Cak Nur.....
Semoga Allah memberi tempat yang indah di sisi-Nya. Amien....
foto->Yahoo image


4 comments

August 28, 2005 | 7:52:00 PM

Cat Baru, Semangat Baru


Sedih banget dech lebaran sudah menjelang tetapi rasanya lebaran kali ini kami sekeluarga tidak bisa boyongan pindah sementara ke kampung halaman alias mudik...duh Kuninggan...i miss u.....
biasanya kalau mau lebaran mamah di rumah pasti sibuk nge-cat rumah dan bebenah.
Itung-itung "ngabeberah manah" ( bahasa indonesianya apa ya...?^_^) karena di sini ga bisa ngecat HDB yang di sewa, jadilah kami nge-cat template blog azza dech, agak sedikit latah juga sih karena uwanya wawa juga baru saja ngecat blognya jadi pangling banget. Ngiler juga, jadi dech tuturut buntut heheh...punten muhun
Wa Ina...


2 comments

August 24, 2005 | 1:18:00 PM

Ibu Berkain Lusuh dan Seikat Bayam



“Neng…..Neng…..!!!” suara seorang wanita terdengar memanggil-manggil di luar pagar rumah. Segera ku simpan sapu yang baru saja selesai ku gunakan untuk membersihkan lantai dapur pagi itu, dan bergegas keluar. Diluar nampak seorang wanita setengah baya dengan berselendang kain berwarna hijau tua agak lusuh yang berisi sayuran yang biasa ia jual kepada ibu-ibu di kompleks tempat tinggalku di Bandung.

“Punten bade tumaros, dupi itu kayu sareng beusi antena teh kagungan neng.? Masih kaangge henteu? (maaf mau Tanya, itu kayu dan besi antena bekas punya Neng? Masih dipakai tidak?) katanya dengan bahasa sundanya yang fasih.
“Sumuhun ibu leres.., mangga wae bilih bade diangge mah kaleresan tos henteu kaangge ku abdi oge bu..” (Iya betul bu, silahkan kalau mau ibu pakai, itu sudah tidak saya pakai)” Wajahnya berbinar, ada sebersit bahagia yang ku tangkap dari tatapan matanya. Ah…tiba-tiba ada haru yang menyeruak di hatiku saat itu. Hanya beberapa bilah kayu dan satu antena tv yang telah rusak yang ku geletakan begitu saja di pinggir tempat sampah depan rumahku ternyata bisa membuat ibu setengah baya itu cukup bahagia.

“Alhamdulillah, haturnuhun pisan muhun Neng…kangge suluh, kaleresan di bumi tos henteu kagungan suluh, sok sesah milarina ayeunamah neng, kebona tos seueur nu didamel perumahan” (Alhamdulillah, terimakasih banyak ya neng…, buat kayu bakar kebetulan dirumah sudah habis, sekarang susah mencari kayu bakar, kebun2 disini sudah banyak yang dijadikan perumahan”) jawabnya.
Kayu dan antena itu pun ia bawa dengan kedua tangannya yang terlihat sudah agak ringkih.

Aku masih di teras sambil menemani halwa bermain saat ibu tua itu kembali ke rumahku. Masih dengan menggendong kain hijau lusuhnya berisi kangkung dan bayam dagangannya yang ia petik sendiri dari kebunnya..
“Neng ieu ibu kagungan bayem sakedik, lumayan kangge nyayur” (Neng ini ibu punya bayam sedikit lumayan buat bikin sayur”) katanya sambil mengeluarkan seikat bayam dari kainnya itu.
“Euleuh ibu henteu kedah wios wae” ( aduh biar aja bu ngga’ usah”) jawabku yang merasa iba jika harus menerima pemberiannya.

Ah…bu, tahukah ibu jika saya saat itu begitu terharu dan kagum akan kegigihan ibu dalam mencari sesuap nasi yang halal. Andai saja ia mau, bisa saja ibu tadi mengambil kayu dan antena bekas yang tergeletak diluar karena pagi itu suasana telah sepi. Namun ibu setengah baya itu lebih memilih untuk menunggu yang punya rumah keluar demi meminta izinnya. Dan kembali untuk memberikan satu ikat bayam sebagai tanda terima kasihnya untukku. Begitu banyak pelajaran yang ku terima darinya..dari ibu setengah baya dengan kain lusuh yang selalu di bawanya.

Dengan segala keterbatasan yang ada ia tetap ingin untuk membalas budi baik yang telah ia terima. Lalu bagaimana dengan kita…? Acapkali kita lupa akan budi baik orang lain yang kita terima dan lebih menghitung-hitung sedikit budi yang kita beri pada sesama.
Ya Allah….lembutkan hatiku agar aku mudah untuk mengaca ilmu-Mu…amien.

Ket:
* Image foto diambil dari yahoo image
* Neng = panggilan untuk wanita bagi orang sunda


2 comments

August 22, 2005 | 7:22:00 AM

Menulis


Rangkaian 7 huruf yang terdiri dari huruf: M,E,N,U,L,I, dan ,S ini membentuk satu kata yang sangat mudah dibaca namun begitu sulit untuk dapat dipraktikan akhir-akhir ini oleh ku. Entahlah setiap kali duduk di depan kotak ajaib yang memuat banyak tombol huruf, angka , tanda baca dan kawan-kawannya itu, jemari ini seolah enggan menari. Kaku bagaikan chicken sausage kesukaan Wawa yang baru keluar dari freezer.

Sebenarnya begitu banyak objek, cerita dan mungkin sekedar obrolan yang ingin ku tuang dalam sebuah tulisan, namun lagi-lagi aku hanya mampu termenung memandangi layar katok ajaib yang masih mulus berwarna putih.

Andai saja menulis bisa semudah seperti kita bersenandung di tengah aktifitas apapun itu, saat kita menyapu, saat memasak, saat nyetrika, saat di kamar mandi dan saat tidur…? (Hayoo..siapa yang suka tidur sambil bersenandung…) kecuali makan mungkin ya….^_^

Ada sebuah kata mutiara yang pernah ku dengar ‘cinta boleh saja hancur….cita-cita boleh tak terwujud..tapi…putus asa tak boleh ada…bangkit dan berjuanglah..”. Nah, berlandaskan kata mutiara diatas walaupun sedikit di paksakan karena memang tidak ada bakat sedikitpun seperti para novelis dan penulis-penulis handal, aku keukeuh akan tetap mencoba menulis sesuatu walau itu cuma sebatas ngapdet blog ini.

Semoga jari jemariku ini mau mengerti untuk tetap bersedia ku ajak menari-nari diatas tuts. Tak perlu khawatir dengan kwalitas tulisan yang dihasilkan yang penting hayu atuh kita menulis….apa aja dech…pokoknamah nulis aja….

Mangkanya aktifitas nge-blog ini ku anggap sebagai arena penggodogan bakat (baca: terpaksa harus ) untuk menulis. Siapa tahu suatu saat semangat ini bisa menular pada anak-anak agar mereka jadi manusia-manusia yang senang membaca dan menulis, tak seperti ibunya yang jika melihat buku sudah teler duluan sebelum sempat menyentuhnya….hiks…


10 comments

August 17, 2005 | 8:34:00 AM

HUT RI




Dirgahayu bangsaku

usia yang tak lagi muda

semoga kan jadikan engkau tambah dewasa

agar ibu pertiwi bahagia


3 comments

August 16, 2005 | 6:56:00 AM

Armidale




Armidale adalah sebuah kota kecil di NSW-Oz. Sebuah kota tua yang unik dan tenang dari keramaian dan hingar bingar. Jauh sekali jika kita membandingkan Armidale dengan kota-kota besar di Oz. Disini anda tidak akan menemukan bisingnya suara kendaraan di jalan raya apalagi kemacetan serta gedung-gedung pencakar langit. Suasana yang tenang menjadi salah satu ciri disini.

Banyak terdapat bangunan – bangunan tua berarsitektur khas, terutama bangunan gereja yang banyak terdapat di sana. Tak satupun mesjid dapat kita jumpai, yang ada hanyalah sebuah ruangan yang tidak begitu luas yang terdapat di dalam kampus University of New England yang biasa digunakan untuk aktivitas keagamaan bagi umat Islam, yang sebagian besar adalah pendatang atau mungkin malah seluruh muslim disana adalah pendatang.

Di kota inilah saya menamatkan gelar Phd saya , sebuah prestasi yang membanggakan karena tanpa kuliah gelar ini saya sandang. Eit.., jangan heran dulu Phd yang saya raih ini adalah kepanjangan dari Paper Home Delivery alias pengantar Koran ^_^ plus junk mail juga… Istilah ini saya dapat dari seorang bule kenalan saya yang terkagum-kagum ( baca: terbengong-bengong) melihat kegigihan saya dorong2 strolly wawa yang belum genap berusia satu tahun waktu itu sambil berwisata ke setiap mail box disana tak kenal panas, hujan dan dingin sekalipun. hehehe…

Entah sudah berapa jarak yang telah ditempuh jika setiap minggu saya harus berjalan menyusuri sepinya jalan-jalan di Armidale dalam waktu +/-4 jam….( kalau ada waktu silahkan anda hitung ya….). Tetapi inilah salah satu cara menghilangkan kebosanan di rumah selain keliling untuk ke garage sale ( keliling ke setiap rumah yang sedang menjual barang-barang secondhand di garasinya ) setiap hari sabtu, dan ke Sunday market yang hanya ada sebulan sekali untuk mencari sate dan bakwan. Made in Indonesia eh bukan…maksudnya bikinan orang Indonesia yang tinggal disana.

Armidale banyak menyimpan puing kenangan yang belum sempat saya simpan di beranda ini. Mungkin lain waktu akan kembali saya goreskan penggalan yang lain tentang kota kecil ini di sini.


3 comments

August 13, 2005 | 5:36:00 PM

Rusun ooh.. Rusun



Hampir 80% penduduk Singapore tinggal di rumah susun baik itu yang berupa apartemen, condominium atau HDB ( Housing & Development Board ). Gedung-gedung tinggi yang menjulang mencakar langit memenuhi setiap inci tanah di pulau kecil yang berbudaya dan bernama besar ini.

“itu rumah atau kandang burung sich…?” kira-kira begitulah komentar salah satu dari personel warkop DKI (dono, kasino, indro) dalam guyonanya pada suatu kali. Melihat tumpukan rumah yang padat ini mengingatkan kita akan kandang burung merpati memang. Tetapi ya inilah, rumah yang sebagian besar penduduk Singapore tempati. Namun toh sepertinya malah lebih teratur dan tersusun rapi.

Tak pernah terlintas dalam benak saya jika harus tinggal di rusun ini untuk waktu yang lumayan lama. Namun sekali lagi ya itulah hidup, nasib telah membawa saya untuk terpenjara diantara bangunan-bangunan yang menjulang ini. Mungkin saat ini saya cuma bisa pasrah dan tetap tak lelah berdo’a, semoga suatu hari nanti nasib akan membawa saya pada situasi dan lingkungan yang baru. Bukannya saya tidak mensyukuri nikmat Allah swt, tetapi tinggal di rusun memang telah membuat saya agak gimanna gitchu lho…!!!

Hanya pemandangan inilah yang setiap detik dan masa dapat saya nikmati dari balik jendela HDB yang saya tempati kini. Lumayan membuat boring dan menjadikan urat syaraf saya selalu tegang. Apalagi di gedung belakang sedang merenovasi lif yang suara-suara mesin dan alatnya memekakkan telinga ughhh….lengkap sudah penderitaan saya kini rasanya.. (walau sepertinya perasaan yang satu ini agak di paksakan ^_^ )

Rusun oh rusun…andai saya bisa memilih, akan lebih baik rasanya menempati sebuah rumah mungil yang berhalaman tidak begitu luas, dihiasi tanaman bunga dalam pot yang asri walau jika hujan jadi ngejajarin baskom karena bocor disana sini…hehehe…jadi inget rumah saya di Bandung. Walaupun BTN ( Bayar Tapi Nyicil ) dan sampe saat ini blom lunas (ssstt…jangan bilang sopo-sopo ya nyang ini rahassiaaa..) tapi damai di rumah sendiri, ya ngga..?.


0 comments

August 12, 2005 | 12:16:00 PM










Alhamdulillah.....akhirnya sekarang wawa udah bisa cerewet lagi seperti dulu setelah seminggu ini dia demam dan flu. Waktu di foto Wawa belom nyisir jadi rambutnya riwog....ih...ih.... Habisnya setiap lihat mamanya bawa sisir pasti dia ngaciiiiiir...."ga' mauuuuu.....wawa ga' mau nyisir......!!!!"





1 comments

August 11, 2005 | 9:53:00 PM

Waduk Darma




Ada satu kenangan yang tertinggal di sini, jejak langkah masa lalu yang entah apa wujudnya, hanya bayangan yang selalu hadir.

Melihat keindahannya memang tidak aneh jika setiap yang melintas di sini akan menoleh kearah waduk atau danau ini. bukan hanya hamparan air yang luas dan pemandangannya yang hijau serta sejuk yang menjadi daya tariknya. Entahlah ada sesuatu yang menarik yang sulit untuk diungkapkan.

Pungsi utama waduk yang dikontruksi pada tahun 1959-1962 ini adalah untuk irigasi dan sumber air bagi PDAM ( baru-baru ini). Selain itu waduk Darma yang terletak di desa Darma ini adalah tempat wisata yang cukup menarik di Kuningan dan sekitarnya.

Jangan berani-berani anda membawa pasangan atau pacar anda berwisata ke sini jika tidak ingin hubungan anda putus di tengah jalan, inilah mitos yang ada sejak dahulu kala yang dipercayai oleh penduduk setempat. Benar atau tidaknya aku sendiri tidak pernah tahu, namun yang pasti dahulu kala saat mantan pacar yang sekarang jadi suamiku mengajakku jalan-jalan ke sana aku menolaknya….(hehe..termakan mitos juga nich…).

Waduk sejuk ini entah telah berapa kali hadir dalam mimpiku saat itu. Mungkin inilah yang menjadi alasan mengapa acapkali dadaku berdebar kala melewatinya. Ada rahasia Tuhan yang baru ku mengerti saat ini.

Di Bantaran waduk inilah ternyata ku temukan cinta yang sesungguhnya. Sosok lelaki idaman yang dahulu selalu ku sangsikan keberadaannya. Tepat di bantaran waduk Darma lah ia lahir dan dibesarkan.


Ket: Foto waduk Darma diambil dari situs www.kuningan.co.id dan koran kompas


2 comments

August 08, 2005 | 9:54:00 AM

Sentosa Flowers


Suatu hari 20 Februari yang lalu kita sekeluarga pergi ke Sentosa Island kerena denger bocoran bahwa disana ada beribu-ribu bunga. Dalam rangka Chinese New Year. Sepertinya tidak ada ya wanita yang tidak suka bunga apalagi bunga bank... :) ga dech bercanda, soalnya bunga yang satu ini terus menjadi kontrofersi antara pihak yang ngebolehin dan yang mengganggap kalau bunga bank adalah haram. Tetapi ini semua kembali ke diri kita masing-masing di kubu mana kita mau menempatkan diri.

Bunga banyak dijadikan bermacam-macam simbol dan hiasan. Rose merah sering kali digunakan untuk mengungkapkan kasih sayang dan putih jadi simbol ketulusan hati.

Sayang beribu sayang kita ga bebas ngambil foto waktu itu karena udah cape bermain seharian di Palawan Beach dan pengunjung yang membludak membuat kita agak susah berpose ria. Belum lagi rengekan wawa yang terus terdengar karena pengen cepet-cepet lihat Kiki di Musical Fontain. Ah dasar anak-anak yang ga ngerti kalo emaknya lagi kesengsem melihat keindahan karya Sang Pencipta yang beraneka warna.

Menurut Chinese Calendar tahun ini adalah tahun ayam. jadi disana ada patung ayam yang gueddee banget dihiasi bunga kecil-kecil, hebat... bisaan ya yang bikinnya.

Salah satu tempat yang disukai wawa ya air mancur, sepertinya dia senang sekali melihat air yang memancar ke atas dan jatuh kembali ke dalam kolam. Ditambah percikan - percikan air yang mengenai wajahnya. Anak - anak memang selalu menyukai air. Bermain air begitu sangat menarik bagi mereka.


0 comments

August 06, 2005 | 10:42:00 AM

Kuningan



Aku lahir dan dibesarkan di sebuah kota di kaki gunung Ciremai Propinsi Jabar,
Udara yang sejuk, area pertanian dan pesawahan yamg luas menjadi pemandangan yang sering dijumpai disana.

Kotaku terletak pada titik koordinat 108° 23' - 108° 47' Bujur Timur dan 6° 47' - 7° 12' Lintang Selatan. Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik koordinat 6° 45' - 7° 50' Lintang Selatan dan 105° 20' - 108° 40' Bujur Timur. Rumahku terletak tepat di ibukota kabupaten, tinggal lurus kesebelah barat tak begitu jauh dari mesjid Syiarul Islam yang terletak di tengah kota. Tempat ku selalu shalat ied sejak kecil.

Dilihat dari posisi geografisnya terletak di bagian timur Jawa Barat berada pada lintasan jalan regional yang menghubungkan kota Cirebon dengan wilayah Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang menghubungkan Bandung-Majalengka dengan Jawa Tengah. Secara administratif berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kabupaten Cirebon
Sebelah Timur : Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)
Sebelah Selatan : Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah)
Sebelah Barat : Kabupaten Majalengka
Kabupaten Kuningan terdiri atas 29 Kecamatan, 13 Kelurahan dan 357 Desa

Ada alat transportasi yang membuatku selalu rindu untuk menaikinya jika menginjakan kaki di Kuningan, andong atau orang tempatan sering menyebutnya “per” atau “delman”. Kereta roda dua yang ditarik oleh seekor kuda. Delman ini hanya dapat mengangkut 4-5 orang dewasa. Dan taripnya pun hanya Rp 1000 per orang. Cukup murah meriah bagi yang mau keliling kota.

Sawah dan sungai adalah tempat yang paling ku sukai waktu kecil. Berlari-lari di pematang sawah dengan bertelanjang kaki, atau bermain di sungai bersenda gurau dengan adik bungsuku sampai baju yang kami kenakan basah kuyup. Hijaunya pohon padi bagaikan hamparan karpet di mushalla dekat rumah.

Banyak makanan olahan khas Kuningan seperti:
- Rangginang (kerupuk yang terbuat dari beras ketan yang dikukus dahulu kemudian di cetak dan dikeringkan) Rangginang ini ada yang manis, ada yang asin. Biasanya berbentuk bulat pipih atau lonjong
- Rempeyek : gorengan yeng terbuat dari adonan tepung beras dan tepung kanji dan biasanya memakai kacang tanah, kacang hijau dan ada pula yang memakai kacang kedelai.
- Gemblong atau ketempling : terbuat dari singkong yang diparut kemudian diperas dibuang airnya dan dicetak terus di goreng deh..
- Kue cucur, wajit, adas. yang ini semuanya rasanya manis.
- Opak, beca ( bukan alat transportasi lho..ini adalah keripik dari singkong)
- Dan lain-lain banyak lagi yang kalo ditulis disini semua bakalan ga selesai-selesai hehe…

Ada banyak tempat wisata alam di Kuningan separti Telaga remis, Linggarjati, sangkanhurip, Cibulan, Panenjoan (look out-nya kuningan hehe..) Waduk Darma dll.

Dan semuanya membuatku selalu rindu untuk pulang…
kUNINGAN kota yang selalu terpatri dalam hati, hari ini, kemarin dan nanti...


1 comments

August 05, 2005 | 7:06:00 AM

Bukan Batu


Suara jerit lengking menahan derita
Yang kini membungkus raga
Tuli kau tak peduli

Diam tanpa menatap
Tak punya rasa
bukan karena tak berkuasa,

hampa tak berjiwa
nyata hanyalah raga
kokoh ditepian telaga

desir angin, tamparan arus,
dera hujan , berbisik mencoba mengusik
Sekali lagi kau tetap bungkam dan tak peduli.

Tetapi…bukankah kau bukan batu…
bukankah harta,tahta dan kuasa
tengah dalam genggaman

Dengarkan jerit kami…
Rasakan lapar kami…
Tatap derita kami…
Rengkuh dengan tangan kokohmu

Karena kau bukan batu…
Yang suatu saat akan ada yang bertanya
Bukankah jabatan adalah amanah ???.


Untuk bangsaku yang teluka oleh ulah manusia2 gila kuasa…




0 comments

August 03, 2005 | 10:41:00 AM

Puisiku


Puisiku berkata lewat angin yang menerpa semilir,
Membuai kalbu nan mengharu biru
Menyibak rambut melambaikan kepedihan
Mataku terpejam, biar raga bercumbu dengan kesejukannya
Damai, tenang dalam imajinasi hati
Namun saat lenaku sirna,
Puisiku tiada dihempas angin yang membawanya serta mengembara.


0 comments

August 02, 2005 | 8:11:00 PM

Ustadzah cuillliik



0 comments

| 9:45:00 AM

Titian Syiratal Mustaqim


Jalan liku penuh duri tetap ku jalani
Walau sekujur tubuh
Penuh luka bermandi darah
Darah kasih pembebas pedih

Biarkan mereka, atau usah ganggu mereka
Biarkan kereta berjalan pada relnya
Atau…biarkan anjing-anjing liar
Berpesta berebut bangkai seekor kancil yang mati
Terhimpit…terjepit….
Hingga mentari keadilan terpancar dibumi ini

Sampai kita kesana
Dan pasti akan kesana….
Titian Syiratal Mustaqim
Berzikirlah…
Bertasbihlah…
Allahu Akbar…



Bagian-bagian yang masih mampu ku hapal dari sebuah elegi manis milik ayahanda, yang sangat mendambakan anak-anaknya untuk selalu mengingat akan hari kembali yang hakiki dan menjalani hidup dengan apa adanya.

Untuk ayahanda tercinta kutulis kembali puisi ini, semoga bisa manjadi bahan renungan bagi anak cucunya.


0 comments

August 01, 2005 | 7:54:00 PM

Ku lihat cinta dimata mereka


Kasih dan sayang seorang ibu terhadap anak-anaknya merupakan kasih murni tanpa mengharap balas budi. Kasih ibu sepanjang jalan dan kasih anak sepanjang galah adalah bukan istilah semua benar adanya.

Memiliki dua ibu adalah sebuah karunia yang teramat besar bagiku. Betapa tidak, cinta keduanya kurasakan saat ini dalam waktu yang bersamaan. Rasanya ucap syukur yang keluar dari bibirku tak pernah berhenti. Aku seolah orang yang paling berbahagia di dunia ini. Dua orang wanita agung dan tangguh hadir dalam kehidupanku kini.
Ibu pertama yang kupunya adalah ibu yang telah dengan susah payah melahirkan dan membesarkanku dengan limpahan kasih dan sayangnya.

Ibu yang kedua ialah ibu yang telah memberikan anaknya kepadaku sejak 4 tahun yang lalu. Ya, ia adalah ibu mertuaku. Tetapi aku dengan keras selalu berusaha untuk membuang embel-embel mertua dibelakang panggilan ibu terhadapnya. Aku tak ingin kata mertua ini menjadi jarak diantara kami. Cinta dan kasihnya yang kurasakan selama ini tak ada beda dengan kasih seorang ibu terhadap anaknya.
Ibu yang dengan ikhlas dan berjuta do’a memberikan anak yang telah dilahirkan dan dibesarkan nya kepada kita.

Hatiku miris saat mendengar ada seorang suami yang dengan sembunyi-sembunyi memberikan nafkah kepada ibunya hanya karena takut ketahuan sang istri yang akan marah karena tak rela hati sedikit rizkinya dinikmati oleh ibu mertuanya.
Dan aku sangat yakin ibu kita akan murka dan terluka jika mengetahui putrinya berbuat demikian

Ibu.......kulihat cinta dimatamu, dan setiap cinta itu hadir sebaris do’aku terukir:
Ya Allah…..cintai mereka dengan Kasih Dan sayang-Mu selalu….


Untuk dua ibu yang sangat ku kasihi dan ku rindukan.


3 comments

| 1:38:00 PM

n'cek mmmel ah....



Tak..tik..tuk…,tak..tik..tuk… bunyi yang terdengar agak nyaring ternyata berasal dari depan computer. Dengan mimik muka yang serius bak seorang penulis handal yang tengah menyelesaikan karyanya wawa asyik duduk sambil mijit2 keyboard .
Lho de lagi ngapain….? Timpalku agak kaget plus pingin ketawa juga lihat tingkahnya. Nanti rusak lho komputernya bapak…..” kataku lagi

Wawa khan lagi n’cek mmmel” katanya sambil memanyunkan bibirnya kedepan.
‘mamah khan suka n’cek mmmel, bapak juga suka n'cek mmmel…” imbuhnya.
Sekarang wawa…

N’cek mmmel…???? Apa sih…???
Ternyata selidik punya selidik yang dimaksud wawa itu *nge-check email…..*


1 comments